Disperindag Jateng Latih 17.745 Tenaga Kerja
Sektor industri tekstil saat ini menjadi solusi menyerap angka pengangguran terbanyak. Sebagai upaya menurunkan angka pengangguran di wilayah Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng melalui Balai Pengembangan SDM dan Produk IKM telah melatih sebanyak 17.745 tenaga kerja untuk disalurkan kepada sejumlah perusahaan garmen.
Gubernur Jateng H Bibit Waluyo sebagai
pemrakarsa dan Disperindag Jateng sebagai penyelenggara berdirinya BPSDM
dan Produk IKM di Jalan Tambak Aji Ngaliyan Semarang ini mendapat
apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Penghargaan Muri dengan
nomor 5364/R Muri/III/2012 diberikan kepada Bibit Waluyo dan Kepala
Disperindag Jateng Ihwan Sudrajat didampingi Kepala BPSDM dan Produk
IKM Sumidi, Rabu (28/3).
Senior Manager Muri, Paulus Pangka
memberikan penghargaan tersebut kepada keduanya atas pemrakarsa dan
penyelenggara pelatihan ketrampilan SDM industri berbasis kompetisi
sebagai upaya penurun angka pengangguran dengan jumlah penyebaran ke
perusahaan garmen terbanyak yakni sebanyak 17.745 orang.
Kepala Disperindag Jateng Ihwan Sudrajat
menuturkan, sejak tahun 2008 sampai sekarang Disperindag melalui BPSDM
dan Produk IKM telah menggelar pelatihan SDM industri siap kerja. Yakni
menyiapkan operator jahit high speed standar industri garmen untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis bagi anak putus sekolah,
terkena PHK maupun dampak dari moratorium TKI.
''Bukan hanya melatih saja, kami juga
melaksanakan program link and match. Dimana, setelah lulus pelatihan
peserta pelatihan juga disalurkan ke beberapa perusahaan garmen yang
membutuhkan,'' ujarnya.
Tercatat, sampai 21 Maret, Disperindag
Jateng telah melatih 18.670 orang. Sebanyak 16.594 peserta atau 88,88%
telah disalurkan langsung ke pabrik garmen. Sedang sebanyak 2.076 orang
atau sekitar 11,12% menjadi wirausaha baru di bidang garmen.
''Kegiatan pelatihan ini merupakan salah
satu upaya dari Pemprov Jateng untuk memacu pertumbuhan (pro growt),
membuka lapangan kerja (pro job), mengurangi kemiskinan (pro poor) dan
mendukung terciptanya lingkungan yang lebih baik (pro environment),''
kata Bibit.
Meningkatkan Kualitas SDM Masyarakat Jateng Melalui Pelatihan Di BP SDM & Produk IKM Dinperindag Provinsi Jawa Tengah
Semarang-Investigasi, Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengatakan dalam Acara Pembukaan Pelatihan Keterampilan SDM Industri Garmen Siap Kerja tanggal 23 April 2013 lalu, BPSDM kembali menggelar pelatihan untuk 1.100 tenaga kerja. Sejak Januari-Maret sudah melatih 2.380 orang. Dari jumlah tersebut 2.207 sudah terserap, sedang 173 orang bekerja mandiri. Pemprov Jateng akan terus melatih tenaga kerja untuk disalurkan ke beberapa pabrik garmen di Jateng. Dari angkatan kerja berjumlah 17,09 juta jiwa tahun 2012, masih ada 5,63%. Atau sekitar 0,96 juta jiwa belum terserap bekerja.
Dengan demikian, jumlah tenaga kerja yang telah dilatih dari tahun 2008 hingga Maret 2013 sebanyak 29.250 orang, telah tersalur sebanyak 26.054 orang dan yang bekerja mandiri sebanyak 3.026 orang.
Sedangkan sekarang akan diberikan pelatihan keterampilan SDM Operator pada Industri garmen kepada 1.100 orang, dengan biaya APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBN.
Meskipun sudah banyak angkatan kerja yang dilatih, namun upaya pelatihan keterampilan akan terus dilakukan. Karena dari angkatan kerja Jawa Tengah sejumlah 17,09 juta jiwa pada tahun 2012 masih ada 5,63 % atau sekitar 0,96 juta jiwa yang belum terserap bekerja. Tingginya angka pengangguran ini menjadi salah satu penyebab banyaknya jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah, yang saat ini mencapai 4,86 juta jiwa.
Pelatihan pengembangan keterampilan yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan SDM dan Produk IKM Dinperindag Provinsi Jawa Tengah, difokuskan pada bidang Industri garmen karena peluang kerja di Industri Garmen ini masih terbuka lebar.
Industri garmen bersama sama dengan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan industri strategis yang menyumbang devisa terbesar bagi Jawa Tengah. Di pasar Internasional produk garmen Jawa Tengah telah dikenal dan memiliki posisi yang cukup bagus.
Industri garmen yang bersifat padat karya dan tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, menjadi salah satu penyedia lapangan kerja utama selain sector pertanian dalam arti luas.
Selain itu, kebutuhan SDM industri garmen siap kerja semakin bertambah seiring terbukanya peluang ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) akibat pembatasan masuknya TPT China ke pasar Amerika, Eropa dan beberapa pasar Non Tradisional.
Dengan adanya peningkatan kualitas SDM dan komoditas garmen Jawa Tengah serta kemampuan pasok yang cepat, diharapkan akan semakin mendorong peningkatan ekspor garmen dari Jawa Tengah, sehingga selain turut berkontribusi terhadap penurunan angka pengangguran dan kemiskinan, industry garmen juga berdaya guna dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Karena itu, kepada para peserta pelatihan saya minta dapat mendayagunakan kesempatan ini seoptimal mungkin untuk ngangsu kawruh, sekaligus mempraktekkan ilmu yang didapat. Jangan malu bertanya kepada para instruktur/pelatih kalau menemui kesulitan, sehingga pada saat terjun di dunia kerja telah terampil dan mampu menghasilkan karya yang memiliki daya saing.
Kesempatan ini adalah peluang emas bagi masyarakat Jawa Tengah untuk memperbaiki masa depan, karena sertifikat yang didapatkan setelah selesai mengikuti pelatihan ini akan menjadi modal untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik. “Karena itu, bersungguh sungguhlah selama mengikuti pelatihan ini, agar kalian kelak menjadi penjahit penjahit unggul yang berkualitas,”papar Gubernur. (Iman)