Transformator 1 Fasa
Prinsip kerja dari sebuah
transformator pada umumnya adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Hubungan
antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan
sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Dimana:
Vp= tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus
bolak balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan
menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet yang juga berubah
– ubah, pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah –ubah, pada
kumparan primer akan timbul GGL induksi ep.
Untuk mencari GGL yang
dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:
Kontruksi
Trafo 1 Fasa
Dalam keadaan
sederhana transformator mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1.
Kumparan Primer yaitu kumparan trafo yang
dihubungkan ke sumber tegangan.
2.
Kumparan Sekunder yaitu kumparan trafo yang
dihubungkan dengan beban.
3.
Inti yang dibuat dari lapisan plat dinamo.
BAGIAN INTI TRAFO
Fungsi utama inti
trafo adalah sebagai jalan atau penghantar garis-garis gaya magnit. Karena
fluksi magnet yang mengalir pada inti trafo adalah fluksi bolak-balik, untuk
itu diperlukan persyaratan agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat
ditekan sekecil mungkin. Untuk itu biasanya inti trafo dibuat dari bahan plat
baja silikon dengan kadar silikonnya 4-5% dengan ketebalan 0,3 s/d 0,5mm.
Dipasaran tersedia
bermacam-macam bentuk bentuk inti trafo dalam bermacam ukuran.Yang perlu
diperhatikan disini adalah cara penyusunan pelat-pelat inti trafo, harus
diusahakan serapat mungkin, sehingga tidak ada celah udara.
Untuk trafo satu fasa
tersedia inti :
·
Bentuk Core ( UI ) : efesiensinya rendah
·
Bentuk Shell ( EI ) : efesiensinya dapat
mencapai 80-90%
Yang dapat digunakan
adalah inti yang tebalnya 0,5mm yang pada kerapatan fluksi (B)= 1Wb/m2,
mempunyai kerugian besi (Pf)=2,3watt/kg.
Luas
Penampang Inti Trafo
Luas penampang inti
trafo akan menentukan daya trafo. Jadi semakin luas penampang suatu trafo akan
mempunyai kapasitas daya yang semakin besar pula. Luas penampang inti trafo
harus mampu mengalirkan fluksi magnit seluruhnya tanpa menimbulkan panas yang
berlebihan. Untuk menentukan luas penampang inti yang diperlukan ,dapat
digunakan rumus emperis sebagai berikut :
Dimana: :
A = Luas penampang dalam satuan cm2
P = Daya out put trafo dalam Volt Amper
f = frekvensi (Hz)
Karena inti trafo
berupa plat plat tipis untuk mencapai luas penampang tertentu, harus disusun
berlapis-lapis. Penampang inti trafo dapat berbentuk bujur sangkar atau empat
persegi panjang .apabila luas penampang inti telah diketahui dan lebar inti
sudah di pilih maka jumlah plat inti trafo dapat di hitung yaitu :
Berat inti = volume
bersih inti x berat jenis inti
dimana berat jenis
inti = 7,8.
Untuk inti bentuk shell [ EI ]
ukuran luas inti di tentukan lebar kaki tengahnya. Dipasaran tersedia
bermacam-macam ukuran antara lain E25 , E32 , E38 , E44 dan seterusnya. Angka
dibelakang huruf E menunjukkan lebar kaki tengah inti , sedangkan huruf E
menandakan bentuk shell