Pengaman Sepeda Motor dengan Sensor Sentuh
Bagaimana cara mengamankan sepeda motor?
Pengamanan
motor pada dasarnya adalah membuat saklar ganda selain sakalar pada
kunci motor. Motor hanya bisa dihidupkan jika baik kunci maupun saklar
ganda ON. Saklar ganda ini biasanya ditempatkan pada tempat yang
tersembunyi. Biasanya di bawah jok.
Walaupun
cara tersebut sangat sederhana, akan tetapi cukup efektif untuk membuat
pencuri mengurungkan niatnya mencuri sepeda motor Anda. Secara umum,
pencuri beraksi dalam waktu cepat. Jadi, jika setelah dia memutar kunci
dengan cara paksa menggunakan kunci T, ternyata tidak serta merta
membuat motor bisa dihidupkan, maka dia akan memilih untuk membatalkan
niatnya mencuri motor tersebut ketimbang mencari tahu posisi saklar
rahasianya. Terlalu beresiko!
Akan
tetapi walaupun efektif, cara tersebut memiliki kelemahan. Pertama,
setiap kali kita mematikan motor, kita juga harus mematikan saklar
rahasia. Jika kita terlupa mematikan saklar rahasia tersebut, maka
berarti pengamanan menjadi tidak berfungsi. Kelemahan kedua adalah,
bahwa biasanya pencuri mengamati terlebih dahulu motor yang akan dicuri.
Jadi, saat kita sedang membuka jok dan mematikan saklar rahasia, bisa
jadi si pencuri memperhatikan kita dan tahu posisi saklar tersebut.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, kita bisa menggunakan relay.
Relay
di aktifkan menggunakan transistor NPN C9013 Q1. Relay hanya akan aktif
jika Q1 ON. Sedangkan Q1 hanya akan ON jika basisnya mendapatkan arus
yang cukup. Basis Q1 hanya bisa mendapat arus melalui R1 dan transistor
PNP C9012 Q2. Jadi, Q1 hanya akan ON jika Q2 juga ON. Q2 akan ON jika
basisnya mendapatkan tegangan yang lebih rendah dari emitornya sekitar
-0,7V. Basis Q2 terhubung ke kolektor Q1 melalui R2. Dan karena Q1 masih
OFF, maka kolektor ini akan tertarik ke tegangan catu daya melalui
kumparan pada relay. Dengan demikian, basis Q2 akan memiliki tegangan
yang sama dengan emitornya. Oleh karena itu, Q2 juga akan OFF.
Susunan
dioda D2 dan R4 menjadikan tegangan basis Q2 hanya ditarik menuju
tegangan catu melalui relay kemudian melalui R2 saja yg besarnya adalah
1M. Jika kita menyentuh sensor sementara bagian tubuh kita yang lain
juga menyentuh ground, maka tegangan basis Q2 akan tertarik ke bawah.
Tarikan ke arah tegangan catu oleh R2 terlalu kecil dibandingkan tarikan
ke bawah melalui tangan. Hal ini mengakibatkan basis Q2 menjadi lebih
rendah dari emitornya. Dengan demikian, Q2 akan ON. Jika Q2 ON, maka Q1
juga akan ON. Dan jika Q1 ON, maka kolektor Q1 akan turun menjadi hanya
sekitar 0,3V saja. Dengan susunan D2 dan R4, maka basis Q2 akan ditarik
cukup kuat ke arah ground. Dengan demikian, walaupun tangan kita
dilepaskan dari sensor, Q2 akan tetap dipertahankan untuk ON.
C1
digunakan untuk memastikan bahwa saat pertama kali rangkaian
mendapatkan arus, maka basis Q2 akan bertegangan sama dengan emitornya.
Dengan demikian, Q2 akan dijamin dalam keadaan OFF sampai sensor
disentuh.
D1 digunakan untuk
membuang tegangan yang dihasilkan oleh kumparan relay saat catu daya
diputus. Hal ini berguna untuk mencegah kerusakan pada transistor karena
tegangan tersebut.
Cara melakukan pemasangan.
Ada dua tipe CDI sepeda motor, yaitu CDI AC dan CDI DC.
Pada
sepeda motor dengan menggunakan CDI AC, biasanya kunci motornya
memiliki 4 kabel (lihat langsung dari belakang kunci). 2 kabel merupakan
saklar normal terbuka, dan 2 kabel lagi saklar normal tertutup. Saklar
normal terbuka digunakan untuk memutus atau menyambung Accu ke rangkaian
kelistrikan motor. Sedangkan saklar normal tertutup digunakan untuk
mengijinkan CDI menyala atau mencegahnya. Jika kedua kabel kendali CDI
tersebut dihubungkan, maka CDI tidak bisa menyala. Sebaliknya jika kedua
kabel tersebut diputus, maka CDI bisa menyala.
Untuk
memasang rangkaian relay pada sepeda motor tipe ini, hubungkan + dari
rangkaian ke titik B. Kemudian pasang secara paralel saklar relay dengan
mengambil bagian normal tertutup ke titik C dan D. Ground dari
rangkaian dihubungkan ke chasis sepeda motor.
Untuk mengetahui titik2 tersebut, lakukan percobaan berikut:
Pertama
putar kunci pada posisi OFF. Gunakan Voltmeter dengan probe negatif
dihubungkan ke chasis. Kemudain probe positif dicoba pada ke empat titik
pada kunci. Hanya ada satu titik yang akan memiliki tegangan 12V. Nah,
titik tersebut adalah titik A. Kemudian putar kunci ke posisi ON dan
cari titik lain yang juga memiliki tegangan 12V. Titik tersebut adalah
titik B. 2 titik lainnya adalah titik C dan D.
Sedangkan
pada sepeda motor dengan CDI DC, maka kunci motor hanya memiliki 2
kabel saja. Jadi yg perlu Anda lakukan adalah mencari titik A saja. Dan
otomatis titik yang lain adalah titik B. Sedangkan pemasangannya adalah
dengan memotong hubungan B ke kelistrikan. Dari B dihubungkan ke +
rangkaian dan common saklar relay. Kemudian dari normal terbuka
dihubungkan ke kelistrikan motor. Jangan lupa, ground dari rangkaian
dihubungkan ke chasis sepeda motor.
Sensor
bisa ditempatkan dimana saja terserah Anda. Akan tetapi sensor harus
benar-benar terisolasi dari chasis. Sebagai contoh, sambungkan sensor ke
salah satu sekrup atau baud pada body motor (yang plastik) yang sekrup
tersebut tidak menyentuh pada chasis.
By_ Face Book :Rreuni@yahoo.com
By_ Face Book :Rreuni@yahoo.com