Dioda adalah alat elektronika dua-terminal, yang hanya mengalirkan
arus listrik dalam satu arah apabila nilai resistansinya rendah. Bahan
semikonduktor yang digunakan umumnya adalah silikon atau germanium. Jika
dioda dalam keadaan
konduksi, maka terdapat tegangan drop kecil pada dioda tersebut. Drop tegangan silikon 0,7 V; Germanium 0.4V.
Aplikasi Dioda
Sesuai dengan aplikasinya dioda, sering dibedakan menjadi dioda sinyal dan dioda penyearah.
(a) Penyearah setengah gelombang
(b). Penyearah Gelombang Penuh
a. Dioda Zener
Dioda zener adalah diode silikon, yang mana didesain khusus untuk
menghasilkan karakteristik “breakdown” mundur,. Dioda zener sering
digunakan sebagai referensi tegangan.
b. Dioda Schottky .
Dioda schottky mempunyai karakteristik “fast recovery”, (waktu
mengembalikan yang cepat, antara konduksi ke non konduksi). Oleh karena
karakteristiknya ini, maka banyak diaplikasikan pada rangkaian daya
modus “saklar”. Dioda ini dapat membangkitkan drop tegangan maju
kira-kira setengahnya diode silikon konvensional, dan waktu kembali
balik sangat cepat.
c. Optoelektronika
Optoelektronika adalah alat yang mempunyai teknologi penggabungan
antara optika dan elektronika. Contoh alat optoelektronika antara lain :
LED (Light Emitting Dioda), foto dioda, foto optokopler, dan
sebagainya.
d. L E D
LED adalah sejenis dioda, yang akan memancarkan cahaya apabila
mendapat arus maju sekitar 5 30 mA. Pada umumnya LED terbuat dari
bahan gallium pospat dan arsenit pospit. Didalam aplikasinya, LED sering
digunakan sebagai alat indikasi status/kondisi tertentu, tampilan
“Seven-segment, dan sebagainya.
e. Fotodioda
Foto dioda adalah jenis foto detektor, yaitu suatu alat
optoelektronika yang dapat mengubah cahaya yang datang menjadi besaran
listrik. Prinsip kerjanya apabila sejumlah cahaya mengena pada
persambungan, maka dapat mengendalikan arus balik di dalam dioda. Di
dalam aplikasinya, foto diode sering digunakan untuk elemen
sensor/detektor cahaya.
f. Fototransistor
Fototransistor adalah komponen semikonduktor optoelektronika yang
sejenis dengan fotodioda. Perbedaannya adalah terletak pada penguatan
arus dc. Jadi, pada fototransistor akan menghasilkan arus dc kali lebih
besar dari pada fotodioda.
g. Optokopler
Optokopler disebut juga optoisolator adalah alat optoelektronika yang
mempunyai teknologi penggabungan dua komponen semikonduktor di dalam
satu kemasan, misalnya : LED – fotodioda, LED – fototransistor dan
sebagainya. Prinsip kerja optokopler adalah apabila cahaya dari LED
mengena foto dioda atau foto transistor, maka akan menyebabkan timbulnya
arus balik pada sisi fotodioda atau foto transistor tersebut. Arus
balik inilah yang menentukan besarnya tegangan keluaran. Jadi apabila
tegangan masukan berubah, maka cahaya LED berubah, dan tegangan keluaran
juga berubah. Didalam aplikasinya, optokopler sering digunakan sebagai
alat penyekat diantara dua-rangkaian untuk keperluan pemakaian tegangan
tinggi.
h. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponenelektronik
seringdigunakansebagai transduser/elemen sensor cahaya. Prinsip kerja
LDR apabila cahaya yang datang mengena jendela LDR berubah, maka nilai
resistansinya akan berubah pula. LDR disebut juga sel fotokonduktip.
i. S C R
SCR (Silicon Controlled Rectifier) disebut juga
“thyristor”,adalah komponen elektronika tigaterminalyang keluarannya
dapatdikontrol berdasarkan waktupenyulutnya. Di dalamaplikasinya, SCR
seringdigunakan sebagai alat“Switching” dan pengontrol daya AC.
j. TRIAC
Triac adalah pengembangan dari SCR, yang mana mempunyai karakteristik
dua arah (bidirectional). Triac dapat disulut oleh kedua tegangan
positip dan negatip. Aplikasinya, triac sering diguna- kan sebagai
pengontrol gelombang penuh.
k. DIAC
Diac adalah saklar semikonduktor dua-terminal yang sering digunakan berpasangan dengan TRIAC sebagai alat penyulut (trigger).
l. Dioda biasa
Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon
terkotori atau yang lebih langka dari germanium. Sebelum pengembangan
dioda penyearah silikon modern, digunakan kuprous oksida dan selenium,
ini memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang
lebih tinggi (biasanya 1.4–1.7 V tiap pertemuan, dengan banyak pertemuan
ditumpuk untuk mempertinggi ketahanan tegangan terbalik), dan
memerlukan benaman bahang yang besar (kadang-kadang perpanjangan dari
substrat logam dari dioda), jauh lebih besar dari dioda silikon untuk
rating arus yang sama.
m. Dioda Bandangan
Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika panjar mundur
melebihi tegangan dadal. Secara listrik mirip dengan dioda Zener, dan
kadang-kadang salah disebut sebagai dioda Zener, padahal dioda ini
menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek bandangan. Efek ini
terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi pertemuan p-n
menyebabkan gelombang ionisasi, menyebabkan arus besar mengalir,
mengingatkan pada terjadinya bandangan. Dioda bandangan didesain untuk
dadal pada tegangan terbalik tertentu tanpa menjadi rusak. Perbedaan
antara dioda bandangan (yang mempunyai tegangan dadal terbalik diatas
6.2 V) dan dioda Zener adalah panjang kanal yang melebihi rerata jalur
bebas dari elektron, jadi ada tumbukan antara mereka. Perbedaan yang
mudah dilihat adalah keduanya mempunyai koefisien suhu yang berbeda,
dioda bandangan berkoefisien positif, sedangkan Zener berkoefisien
negatif.
n. Dioda Arus Tetap
Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan gerbangnya disambungkan ke
sumber, dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan
Zener yang membatasi tegangan). Peranti ini mengizinkan arus untuk
mengalir hingga harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak
bertambah lebih lanjut.
o. Diode Gunn
Dioda ini mirip dengan dioda terowongan karena dibuat dari bahan
seperti GaAs atau InP yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan
penjar yang semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui
dioda, memungkinkan osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat