Tester kesinambungan bunyi
Sikring, lampu listrik, kabel, atau konduktor lain sering diragukan apakah masih baik atau sudah terputus hubungannya. Atau sebaliknya yang seharusnya tidak berhubungan diragukan semua ini bisa diuji dengan menggunakan Ohm-meter, tetapi akan lebih praktis bila ada suatu alat uji (tester) yang akan berbunyi jika dua titik yang sedang diuji berhubungan (bertahanan rendah), tetapi tidak berbunyi kalau dua titik tersebut bertahanan besar atau tidak berhubungan sama sekali.
Alat ini bisa dibuat dengan memanfaatkan sifat transistor, yang itu arus kolektor akan mengalir jika mengalir arus basis. Kelebihan dari alat uji ini ialah sangat sederhana, cukup dapat diandalkan dan tidak memerlukan keterampilan khusus untuk menggunakannya.
Gbr 1. Tester Kesinambungan
Dengan menggunakan buzzer sebagai indikator, maka penguian bisa dilakukan dengan aman dan cepat maka mata akan terpusatkan kepada objek yang sedang diuji.
Objek yang akan diuji dihubungkan dengan titik A dan B. buzzer akan berbunyi jika kabel yang sedang diuji misalnya, dalam kondisi yang baik. Jika konduktor (kawat) didalamnya terputus, maka buzzer tidak akan berbunyi. Dengan cara yang sama, objek – objek lainnya seperti sikring, PCB, dan lain sebagainya, akan bisa ditentukan kondisinya.
Bila objek yang diuji bersifat konduktif, maka arus basis mengalir dan transistor akan terbuka (arus kolektor mengalir) yang akan menyebabkan buzzer berbunyi.
Karena sangat sederhananya rangkaian tester ini, setiap pemula akan bisa merakitnya dengan mudah. Selain itu, karena praktis dalam mengunakannya, tidak memerlukan saklar dan bisa dibuat dalam ukuran yang kecil, maka setiap penggemar elektronika akan lebih menyenangi tester ini dibandingkan dengan Ohm-meter.
Keuntungan lain dari tester ini ialah arus yang melewati objek yang sedang diukur kecil sekali (sekitar 0,12mA), sehingga bisa digunakan untuk menguji diode, transistor, dan komponen-komponen lain yang tidak boleh dialiri arus terlalu besar.
Diode germanium atau basis-emitor dari suatu transistor yang hanya boleh dialiri arus kecil, akan aman diuji dengan menggunakan tester kesinambungan ini. Dalam mengguji komponen – komponen semikonduktor, agar dapat mengambil kesimpulan apakah komponen tersebut sudah rusak atau masih baik, perlu mengetahui terlebih dahulu sifat – sifatnya. Sebagai contoh pada saat menguji diode atau bagian ternyata pada kedua aah menyebabkan buzzer berbunyi atau sama sekali tidak berbunyi, maka tidak mungkin dapat menentukan kondisinya tanpa mengetahui sifat – sifat diode.
Dalam pengujian, komponen harus dilepas dari rangkaian (PCB)-nya. Kalau tidak, akan teruji juga komponen – komponen yang parallel sehingga hasilnya tidak akan menyatakan kondisi komponen yang sedang diuji.
By_ Face Book :Rreuni@yahoo.com